Installation Art Pertama di UNAIR: Sedulur Papat Lima Pancer

SARPRAS - Installation art (seni instalasi) “Sedulur Papat Lima Pancer” yang terletak di Airlangga Sharia Entrepreneurship & Education Center (ASEEC) Tower saat ini turut mempercantik lingkungan Universitas Airlangga (UNAIR). 

Perkembangan seni kontemporer di dunia salah satunya diiringi dengan semakin banyaknya installation art yang muncul. Produk seni ini sendiri memang masih tergolong jarang ditemui di Indonesia. 

Beberapa orang juga sulit membedakan antara installation art dan seni patung. Penempatan seni patung umumnya tinggal dipajang, sedangkan seni instalasi harus dipasang dan disusun terlebih dahulu karena terdiri dari banyak komponen.

Nama “Sedulur Papat Lima Pancer” terinspirasi dari falsafah Jawa Kuno yaitu bahwa setiap manusia yang dilahirkan (pancer) akan diiringi oleh empat saudaranya, yaitu: kakang kawah (air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih, dan udel (tali pusar). Empat saudara manusia itu juga lahir dan akan menyertai kehidupan manusia itu hingga matinya.

Installation art “Sedulur Papat Lima Pancer” seluas 39 meter persegi terdiri dari empat figur bola dan satu figure berbentuk rubik kubus.

Empat figur bola dengan berbeda warna dan diposisikan di sekeliling kubus, menggambarkan empat saudara (sedulur papat), yang setiap figurnya mewakili setiap saudara, yaitu :

Bola warna biru mewakili kakang kawah, yang artinya adalah air ketuban yang melancarkan kelahiran manusia di bumi. Masyarakat kejawen menyebut kakang kawah sebagai saudara yang lebih tua, karena keluar lebih dulu.

Bola warna kuning mewakili saudara ari-ari, yang keluar setelah bayi lahir, kemudian diistilahkan sebagai adi ari-ari atau adik ari-ari.

Bola warna merah mewakili saudara darah (getih), yang menjadi pelindung dan sumber kehidupan bayi saat dalam kandungan.

Bola warna hijau mewakili saudara tali pusar, yang sebagai penghubung dan membentuk ikatan batin antara ibu dan anak.

Sedangkan kubus rubik berwarna silver dengan ukuran 5,1 meter diposisikan tepat di pusat, ditengah-tengah empat figur bola dengan kemiringan 30 derajat, sehingga titik sudutnya menghadap ke atas. Kubus rubik ini merepresentasikan pancer, yang diartikan sebagai diri manusia yang menjadi inti atau pusat dalam kehidupan saat dilahirkan.

Secara bebas, Sedulur Papat Lima Pancer dapat dimaknai bahwa manusia memiliki dua komponen kehidupan yaitu jasmani (pancer) dan rohani. Terdapat empat unsur rohani pembentuk manusia yaitu: 

Ruh; adalah sesuatu yang ada dalam jasad yang ditiupkan Sang Pencipta sebagai penyebab adanya hidup. Ruh adalah makhluk yang berdiri sendiri dan memiliki tabiat yang jauh berbeda dari tabiat jasad. Ruh hidup dan akan tetap hidup setelah jasad yang ditinggalkannya mati. Ruh bersifat halus dan gaib serta berkecenderungan transendental mengejar kenikmatan samawi dan ukhrawiyah.

Nafs (nafsu); yaitu kecenderungan-kecenderungan dalam jiwa manusia. Nafs-lah yang mendorong seseorang untuk berperilaku baik atau buruk. Dalam literatur Jawa dikenal empat elemen nafsu:

Nafsu amarah mendorong manusia kehilangan kendali diri, menjadi sembrono dan pemarah.

Nafsu aluamah mendorong manusia memuaskan kebutuhan makan dan minum. Dapat berakibat baik jika manusia mampu mengendalikan dan menjadi penyebab berbagai malapetaka jika tidak terkendalikan.  

Nafsu supiyah memunculkan dorongan untuk suka dipuji, disanjung, dan dimuliakan. Ketidakmampuan mengendalikan nafsu supiyah akan memunculkan individu yang sombong, angkuh, dan tamak. 

Nafsu mutmainah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai kebajikan dalam rangka manembah pada Tuhan yang Maha Agung. Nafsu inilah yang mengarahkan manusia untuk selalu berjalan pada batas-batas yang digariskan oleh Tuhan Semesta Alam, serta menebarkan kebaikan bagi seluruh semesta.

Qalb (kalbu/hati); adalah salah satu aspek terdalam dalam jiwa manusia yang berpotensi menunjukkan hal yang benar dan hal yang salah serta menunjukkan watak dan jati diri manusia yang sebenarnya. Secara etimologi qalb berarti “membalik”.

Qalb berpotensi untuk tidak konsisten; terkadang setuju tapi dalam kesempatan lain menolak, kadang sedih kadang senang. Qalb adalah substansi dalam manusia yang mampu mengenali hakikat segala sesuatu serta berkemampuan untuk merefleksikannya dalam tindakan nyata.

Meski demikian kemampuan qalb tersebut tidak terlepas dari pengaruh indera dan nafs. Sepanjang manusia dapat membersihkan diri dari pengaruh indera dan nafs (yang buruk) maka qalb akan dapat menangkap hakikat-hakikat yang terjadi.

Aql (akal); adalah kemampuan dalam diri manusia  untuk memperhatikan, memikirkan, menjelaskan, mempertimbangkan semua fenomena yang ditangkap oleh panca indra, sehingga dapat berpendapat, berimajinasi, menilai, mengambil pelajaran, kesimpulan serta hikmah. Aql dapat menjadikan seseorang mampu mengendalikan nafs-nya, memperkuat qalb dan memahami kebenaran ilahiyah.

Secara keseluruhan, installation art Sedulur Papat Lima Pancer memberi pepeling bahwa manusia diharapkan mampu memahami dirinya dan mengarahkan seluruh elemen yang ada padanya untuk mewujudkan kebajikan-kebajikan sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhannya, dalam rangka menggapai cinta-Nya.

 

Penulis : NO2

  Kirim