Reservasi Tanaman Buah Nusantara: [Part 2] Mundu, Sang Masam Penangkal Radikal Bebas

SARPRAS - Bagi warga surabaya, kata Mundu bukanlah sesuatu hal yang asing, karena di Surabaya sendiri, terdapat tempat wisata yang sangat cantik dan terkenal, yaitu Taman Mundu.

 

Tetapi, mundu yang akan dibahas kali ini tidak kalah dengan taman Mundu. Tidak hanya cantik, tanaman Mundu juga mengandung banyak khasiat. Sayangnya, tanaman Mundu kurang dikenal dan tergolong sebagai tanaman langka.

 

Untuk meminimalisir kelangkaan tersebut, Direktorat Sarana dan Prasarana Universitas Airlangga (DITSARPRAS UNAIR) berupaya sebaik mungkin menghadirkan tanaman Mundu di lingkungan UNAIR. 

 

Hal ini penting dilakukan untuk membangun kesadaran dan kepedulian sivitas UNAIR dalam melestarikan tanaman nusantara yang telah terancam langka.

 

Kepedulian muncul ketika telah mengenali tanaman Mundu secara mendalam, yang diawali dengan mengenal bahwa Mundu adalah tanaman asli Indonesia dengan nama ilmiah Garcinia xanthochymus Hook.f.

 

Mundu tersebar luas di Asia tenggara, Kaledonia baru, Australia Utara, Afrika tropik, Madagaskar, Polinesia, Amerika tengah, dan Amerika Selatan. 

 

Di Indonesia, persebaran mundu berada di pulau Jawa, Sulawesi, dan Maluku.

 

Mundu hidup di habitat hutan primer, hutan dataran rendah, batu karang, pinggir sungai, dan daerah di ketinggian 350 mdpl.

 

Mundu adalah tumbuhan pohon yang batangnya tegak, berwarna coklat, dan tingginya mencapai 20 m, adapun pepagannya bergetah putih. Daunnya berbentuk bulat memanjang dan mengkilat. 

 

Pohon Mundu

 

Bunganya tersusun dalam untaian berwarna putih atau hijau kekuning-kuningan. Buahnya bulat seperti bola pingpong, bila sudah masak berwarna kuning, halus, dan tipis kulitnya. 

 

Daging buahnya berwarna kuning, berair dan rasanya manis-manis asam. Tumbuhan ini berbunga pada bulan-bulan April-September. Sedangkan, buahnya masak pada Juli-November.

 

Buah mundu berbentuk berry, dengan diameter 3x2 cm, berdaging, berpigmen kuning terang saat masak, berbentuk elipsoid, licin, unilocular. Biji di setiap buahnya berjumlah 1-5 biji, berbentuk lonjong.

 

Buah Mundu

 

Buah mundu bisa dimakan (edible) dan mengandung asam sitrat, serta dapat digunakan dalam pembuatan selai.

 

Banyak yang tidak mengetahui, jika karotenoid yang bertindak sebagai pro vitamin A dan antioksidan dalam Mundu dapat berguna untuk menangkal radikal bebas. 

 

Buah mundu mengandung morelloflavone yang menyehatkan bagi tubuh dan membantu dalam mencegah penumpukan kolesterol serta plak di pembuluh darah.

 

Buah mundu juga mengandung garcinol yang memiliki sifat anti peradangan, antioksidan, dan bisa melindungi tubuh dari alergi, risiko kanker, diabetes, serta penyakit jantung.

 

Sayangnya, buah Mundu tidak sepopuler buah manggis (G. mangostana), sehingga buah mundu, hanya dimanfaatkan sebagai buah sampingan dari produk kehutanan, sebab yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah kayunya. 

 

Fakta bahwa buah mundu tidak banyak mendapatkan apresiasi, karena rasanya yang masam, tidak terlalu manis, dan tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, menjadi salah satu penyebab dari langkanya Mundu.

 

Oleh karena itu, diperlukan kepedulian dan kerjasama dari seluruh pihak dalam melestarikan tanaman Mundu dan tanaman nusantara yang lain, agar dapat terhindar dari kelangkaan.





Referensi

Abdullah, Risen Dhawuh. 2022. HEALTH: Apa Itu Buah Mundu? Mari Kenali 4 Manfaatnya, https://yoursay.suara.com/health/2022/06/26/164944/apa-itu-buah-mundu-mari-kenali-4-manfaatnya diakses 15 Juli 2022.

edunitas.com. Mundu. http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2962/Mundu_38323_usm-indonesia_p2k-unkris.html diakses pada 15 Juli 2022.

Lim, T.K. (2012). Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants:Fruits [Tumbuhan non-Obat dan Obat yang Dapat Dimakan:Buah-buahan] (dalam bahasa Inggris) 2. Springer. doi:10.1007/978-94-007-1764-0. ISBN 978-94-007-1764-0. LCCN 2011944020.

Puspita, Dhanang, Tjahyono , Yosephine Diana, Samalukang, Yunius, Rahardjo, Monika. 2017. POTENSI BUAH MUNDU (GARCINIA XANTHOCHYNUS HOOK.F.) SEBAGAI PENGHASIL PIGMEN ALAMI. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers:” Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17-18 November 2017, hal. 680-687.

Sastrapradja, Setijati; Panggabean, Gillmour; Mogea, Johanis Palar; Sukardjo, Sukristijono; Sunarto, Aloysius Tri (1981). Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi:Buah-Buahan 8. Jakarta: LIPI bekerja sama dengan Balai Pustaka. OCLC 66228010.

 

  Kirim