Reservasi Tanaman Buah Nusantara: [Part 4] Bukan Mitos, Kalpataru adalah Keben (?)

SARPRAS - Pelestarian lingkungan sangat diutamakan oleh Indonesia, bahkan pihak-pihak yang berjasa dalam melestarikan lingkungan juga dianugerahi penghargaan atas kontribusi mereka, yaitu penghargaan Kalpataru.

 

Kalpataru dalam bahasa Sanskerta berarti pohon kehidupan. Di Indonesia, Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup.

 

Banyak pihak yang berpikir bahwa pohon kalpataru adalah mitos belaka. Padahal, nyatanya terdapat pohon yang menyerupai dan lebih populer disebut kalpataru, yaitu pohon keben.

 

Keben (Barringtonia asiatica kurz) dipilih sebagai lambang penghargaan bagi kota/kabupaten yang dinilai berhasil menata lingkungan hidupnya. Pohon keben juga disebut sebagai pohon perdamaian setelah presiden Soeharto menetapkannya pada Hari Lingkungan Hidup tanggal 5 Juni 1986.

 

Keben merupakan tumbuhan asli ekosistem flora Indonesia yang tumbuh subur di daerah pesisir Asia tropis dan Pasifik. Di Indonesia, keben mempunyai banyak nama diantaranya butun (Sunda), kebena (Jawa), bitung (Sulawesi Utara), kebena-kebena (Bali), utong (Alor) dan maliou (Papua).

 

Pohon keben tumbuh tegak dengan batang tampak bekas tempelan daun yang besar, dan dapat mencapai tinggi 7-50 m serta diameter bisa mencapai 50 cm.

 

Batangnya secara umum memiliki ciri yang agak bengkok dan bercabang rendah dekat tanah.

 

Daunnya lonjong bulat telur sungsang. Perbungaannya berbentuk tandan dan letaknya berada di ujung. Kelopak bunganya hijau seperti tabung panjang, daun mahkotanya berwarna putih, menjorong, benang sari memerah di ujung, putik memerah ujungnya. 

 

Hal menarik dan langka dari keben adalah masa berbunganya. Pada malam hari, bunganya akan mekar, namun di pagi hari  bunga tersebut akan rontok.

 

Buah keben berbentuk stupa, bersegi empat atau lima terbalik. Bagian ujung agak lancip menghadap ke bawah dan bagian yang besar bersegi empat menghadap ke atas. Buah yang masih muda berwarna hijau, setelah tua akan berwarna coklat serta memiliki rasa yang sepat.

 

Bunga dan Buah Keben

 

Kulit buah halus dan licin. Kulit bagian dalam berserabut keras menyerupai serabut kelapa. Dalam satu buah terdapat satu biji yang terletak di bagian tengah, berukuran lebar 2-3 cm dan tinggi 3-5 cm.

 

Selain menjadi lambang dari cerita mitos terkait Kalpataru, ternyata keben juga menjadi tanaman yang mengandung banyak manfaat seperti buahnya dapat menjadi obat sakit perut, obat rematik, dan obat luka.

 

Pada ekstrak batang dan bijinya biasanya digunakan sebagai racun ini karena mengandung saponin. Cairan perekat itu bersumber dari bijinya. Karena memiliki daya rekat yang kuat, maka masyarakat memanfaatkannya sebagai perekat dalam pembuatan payung. Selain itu, cairan tersebut juga dapat membunuh ektoparasit, seperti lintah.

 

Serangkaian artikel sebelumnya yang bertujuan untuk lebih mengenalkan tanaman nusantara yang terancam langka tidak akan berguna jika tidak didukung dengan aksi nyata pelestarian tanaman nusantara tersebut.

 

Kewajiban besar ini tidak hanya untuk sivitas UNAIR saja, tetapi seluruh pembaca artikel ini. Mari bersama-sama menjaga kelestarian tanaman nusantara dan lingkungan agar tetap terjaga dan ada hingga di masa depan serta terhindar dari kelangkaan. 






Referensi

Eko, Mas. 2020. Pohon Perdamaian, Keben, Barringtonia asiatica (L.) Kutz. https://www.planterandforester.com/2020/08/pohon-perdamaian-keben-barringtonia.html diakses pada 15 Kuli 2022.

Megumi, Sarah R. 2018. FLORA: Keben, Kerabat Mangrove Dengan Buah Unik. https://www.greeners.co/flora-fauna/keben-kerabat-mangrove-dengan-buah-unik/ diakses pada 16 Juli 2022. 

Tim Redaksi Klikhijau.com. 2021. Mengenal Keben Lebih Intim, Pohon Perdamaian dari Soeharto. https://klikhijau.com/read/mengenal-keben-lebih-intim-pohon-perdamaian-dari-soeharto/ diakses pada 15 Juli 2022.

 

  Kirim