Reverse Osmosis, Ubah Air Tanah Menjadi Air Siap Minum
SARPRAS - Kampus merupakan tempat tersibuk bagi mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memastikan kebutuhan air minum mahasiswa tetap terjaga, Direktorat Sarana dan Prasarana (DITSARPRAS) sangat tanggap dan peduli terhadap mahasiswa melalui penyediaan air siap minum di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Kampus C UNAIR.
Dengan rasa tanggung jawab yang kuat, DITSARPRAS berupaya memenuhi kebutuhan air minum mahasiswa dan civitas UNAIR, dan tentunya solusi yang inovatif dan ramah lingkungan.
Selain untuk memenuhi kebutuhan air minum mahasiswa dan civitas UNAIR, penyediaan air siap minum di GKB C juga bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik, karena mahasiswa didorong untuk menggunakan wadah air isi ulang (botol, tumbler, dll.), dan menghindarkan sivitas akademika dari bahaya microplastic.
Terdapat 2 (dua) water dispenser di lobby dan 4 (empat) fountain di depan GKB Kampus C dengan total suplai air minum harian 80 liter untuk sivitas akademika.
Bukan DITSARPRAS namanya, jika tidak memberikan terobosan-terobosan brilian. Keenam fasilitas air minum tersebut tidak diisi dengan air mineral biasa, melainkan air RO.
Sebagai informasi tambahan, air RO (reverse osmosis) adalah air yang dihasilkan oleh sistem penyaringan air dengan kapasitas filtrasi tinggi yang tidak hanya memurnikan, tetapi juga mengurangi kesadahan dan menyaring makromolekul seperti mineral, menghasilkan air yang aman untuk diminum.
Singkatnya, proses RO dimulai dengan pemasukan air, yang dipompa ke mesin RO dan memasuki tahap filtrasi. Air yang disaring akan mengalir ke tangki penampung sementara.
Setelah itu, air akan ditempatkan ditempat yang dilengkapi dengan lampu UV. Ini dilakukan untuk membunuh mikroba dan virus dengan cepat dan menghentikan kemampuannya untuk bereproduksi.
Meskipun sumber airnya adalah air tanah, namun keamanan dan kebersihannya tidak perlu diragukan lagi, karena DITSARPRAS telah berulang kali melakukan uji laboratorium untuk memastikan keamanan dan kesehatan air RO sebelum diminum secara umum.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi hasil pemeriksaan mikrobiologi dan uji air minum. Pengujian kualitas air RO dilakukan di laboratorium pusat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan dikalibrasi di laboratorium Mitralab.
Hasil pengujian dari kedua laboratorium menunjukkan hasil yang sama dengan tingkat kekeruhan 1,11 NTU, tingkat kesadahan 11,86 mg/L, dan tidak terdeteksinya pertumbuhan E.coli. Oleh karena itu, dari hasil uji laboratorium dapat disimpulkan bahwa air RO memenuhi standar dan aman untuk diminum. Pengujian ulang akan dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk memastikan kualitas air RO tetap sama.
Proses implementasi yang memakan waktu sekitar 3-4 bulan ini membuahkan hasil yang manis. Sejak pertama kali dipasang water dispenser dan fountain di GKB C pada bulan Juli lalu, air RO telah banyak membantu dalam memenuhi kebutuhan air minum mahasiswa dalam kegiatan sehari-hari.
Terobosan inovatif dan cerdas ini disambut hangat dan diapresiasi oleh berbagai pihak mulai dari mahasiswa hingga mereka yang peduli terhadap lingkungan.
Perbuatan baik yang menciptakan manfaat yang baik, akan terus dilakukan untuk membantu konservasi air dan bermanfaat bagi lebih banyak orang. Diharapkan setelah GKB C, air RO akan dipasang di amphitheater Kampus B serta di area publik yang lebih banyak aktivitas kemahasiswaan.